Halo! Saya Jasmine Margrita Jovita Azalia disini mau memberitahu tentang keanekaragaman hayati fauna yang ada di Suaka Margasatwa Muara Angke.
Suaka Margasatwa Muara Angke (SMMA) merupakan rumah bagi aneka jenis burung dan satwa lainnya yang saat ini sangat sulit ditemukan di wilayah Jakarta yang lainnya. Tidak kurang 91 jenis burung yang terdiri dari 28 jenis burung air dan 63 jenis burung hutan menghuni Suaka Margasatwa Muara Angke. Dari keseluruhan jenis burung yang menghuni SMMA, beberapa di antaranya merupakan burung yang khas hutan bakau seperti sikatan bakau Cyornis rufigastra.
Selain itu terdapat pula burung-burung yang sangat umum daerah pedesaan atau perkotaan seperti prenjak jawa Prinia familiaris.
Kawasan hutan bakau SMMA juga dihuni oleh beberapa burung yang hidupnya di Pulau Jawa (endemik) seperti cerek jawa Charadrius javanicus.
Keberadaan SMMA menjadi sangat penting karena merupakan salah satu habitat terakhir bagi bubut jawa Centropusnigrorufous yang merupakan salah satu spesies terancam punah di dunia. Burung terancam punah lainnya yang menghuni kawasan ini ialan bangau bluwok Mycteria cinerea.
Di Pulau Jawa burung bangau ini diketahui hanya berbiak di Pulau Rambut yang terletak tidak jauh dari Muara Angke. Selain jenis burung yang merupakan penghuni utama, di kawasan ini juga masih dijumpai kelompok-kelompok liar monyet ekor panjang Macaca fascicularis. Mereka hidup berkelompok terdiri dari beberapa jantan dan betina. Makanan utamanya ialah dedauan mudadan buah-buahan bakau seperti Pidada.
Monyet ekor panjang memiliki pembagian tingkat sosial di dalam kelompoknya. Pejantan alfa (dominan) biasanya memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dan tegap dibandingkan dengan jantan lain di kelompoknya. Pejantan dominan juga menguasai sumber daya makanan yang ada dan memiliki kebebasan untuk mengawini semua betina yang ada di dalam kelompoknya. Monyet ekor panjang di dalam SMMA memiliki peranan yang penting karena membantu penyebaran biji-bijian tumbuhan hutan. Ketika mereka mengkonsumsi buah-buahan hutan, biji buah yang tak dapat dicerna akan dikeluarkan kembali bersama fesesnya. Kondisi alamnya yang cukup jauh dari gangguan manusia menjadikan kawasan ini juga merupakan tempat pengungsian bagi spesies reptilia seperti ularsanca (Phyton reticulatus), biawak (Varanus salvator), kobra (Naja sputatrix), ular welang (Bungarus fasciatus), ular kadut (Homalopsis buccata), cincin masa (Boiga dendrophylla), ular daun (Ahaetula prassina) dan ular air (Cerberus rhynchops)
No comments:
Post a Comment