Hai saya Vino dari SMA AVICENNA JAGAKARSA. Saya akan memberikan penjelasan tentang kondisi pengelolaan kawasan konservasi suaka marga satwavmuara angke jakarta bagi para pembaca.....
Suaka Margasatwa Muara Angke (SMMA) memiliki fungsi pokok terutama dalam pengawetan keanekaragaman hayati. Dengan keberadaan SMMA diharapkan keanekaragaman jenis, populasi, dan habitat burung-burung air (khususnya jenis-jenis langka, dilindungi, terancam punah, dan migran) dapat dipertahankan atau ditingkatkan. Selain itu, kawasan ini diharapkan berfungsi sebagai sarana mempertahankan sistem hidrologis wilayah Jakarta.
Karena suaka marga satwa muara angke berdekatan dengan bantaran kali, Banyak masyarakat yang tinggal di pinggiran kali yang menyalahgunakan fungsi kali tersebut, seperti membuang sampah, mencuci dan mandi dapat menambah pencemaran air sungai. Pencemaran sungai tersebut dapat berdampak pada pertumbuhan tanaman yang ada di pinggir sungai, terutama bagi hutan mangrove. Air yang terserap oleh hutan mangrove dapat menjadi penghambat pertumbuhan atau mengganggu pertumbuhan karena banyaknya kandungan bahan kimia berbahaya di dalam air. Selain itu, kemungkinan terminumnya air oleh satwaliar yang ada di Suaka Margasatwa Muara Angke dapat terjadi. Tercemarnya sumber air bersih yang ada karena tercemarnya sungai yang menjadi tempat tinggal atau permukiman penduduk juga menjadi salah satu dampak yang cukup berbahaya bagi kesehatan.
Tak lepas dari dampak yang ditimbulkan, ada beberapa masyarakat setempat sadar akan pentingnya air dan fungsi air bagi kehidupan umumnya dan bagi SMMA khususnya. Dengan kesadaran tersebut, mereka mulai menanam dan merawat pohon-pohon yang ada disekitar SMMA. Mereka menanam bakau, api-api dan tanaman lain yang cocok di tanam di kawasan SMMA dan lingkungan rumah mereka.
Keberadaan kawasan memberikan manfaat bagi masyarakat, namun keberadaan masyarakat memberikan hambatan kepada pengelolaan kawasan seperti masalah sampah.Strategi pengembangan peran serta masyarakat dapat dilakukan melalui strategi persuasif dan strategi edukatif. Strategi persuasif dilakukan dalam bentuk pembinaan. Kegiatan pembinaan merupakan upaya untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran dari kelompok sasaran terhadap pesan yang disampaikan.Sedangkan strategi edukatif dilakukan dalam bentuk pelatihan-pelatihan. Pelatihan dilakukan khususnya diberikan kepada masyarakat nelayan dan masyarakat sekitar kawasan.