Wednesday, April 16, 2014

Kondisi Pengelolaan Kawasan Konservasi Suaka Margasatwa Muara Angke Jakarta

             Hai saya Vino dari SMA AVICENNA JAGAKARSA. Saya akan memberikan penjelasan tentang kondisi pengelolaan kawasan konservasi suaka marga satwavmuara angke jakarta bagi para pembaca.....


             Suaka Margasatwa Muara Angke (SMMA) memiliki fungsi pokok terutama dalam pengawetan keanekaragaman hayati. Dengan keberadaan SMMA diharapkan keanekaragaman jenis, populasi, dan habitat burung-burung air (khususnya jenis-jenis langka, dilindungi, terancam punah, dan migran) dapat dipertahankan atau ditingkatkan. Selain itu, kawasan ini diharapkan berfungsi sebagai sarana mempertahankan sistem hidrologis wilayah Jakarta.

             Karena suaka marga satwa muara angke berdekatan dengan bantaran kali, Banyak masyarakat yang tinggal di pinggiran kali yang menyalahgunakan fungsi kali tersebut, seperti membuang sampah, mencuci dan mandi dapat menambah pencemaran air sungai. Pencemaran sungai tersebut dapat berdampak pada pertumbuhan tanaman yang ada di pinggir sungai, terutama bagi hutan mangrove. Air yang terserap oleh hutan mangrove dapat menjadi penghambat pertumbuhan atau mengganggu pertumbuhan karena banyaknya kandungan bahan kimia berbahaya di dalam air. Selain itu, kemungkinan terminumnya air oleh satwaliar yang ada di Suaka Margasatwa Muara Angke dapat terjadi. Tercemarnya sumber air bersih yang ada karena tercemarnya sungai yang menjadi tempat tinggal atau permukiman penduduk juga menjadi salah satu dampak yang cukup berbahaya bagi kesehatan.
Tak lepas dari dampak yang ditimbulkan, ada beberapa masyarakat setempat sadar akan pentingnya air dan fungsi air bagi kehidupan umumnya dan bagi SMMA khususnya. Dengan kesadaran tersebut, mereka mulai menanam dan merawat pohon-pohon yang ada disekitar SMMA. Mereka menanam bakau, api-api dan tanaman lain yang cocok di tanam di kawasan SMMA dan lingkungan rumah mereka.

                  Keberadaan kawasan memberikan manfaat bagi masyarakat, namun keberadaan masyarakat memberikan hambatan kepada pengelolaan kawasan seperti masalah sampah.Strategi pengembangan peran serta masyarakat dapat dilakukan melalui strategi persuasif dan strategi edukatif. Strategi persuasif dilakukan dalam bentuk pembinaan. Kegiatan pembinaan merupakan upaya untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran dari kelompok sasaran terhadap pesan yang disampaikan.Sedangkan strategi edukatif dilakukan dalam bentuk pelatihan-pelatihan. Pelatihan dilakukan khususnya diberikan kepada masyarakat nelayan dan masyarakat sekitar kawasan. 


Tuesday, April 15, 2014

Buah Pidada (Sonneratia caseolaris)~~~~

Hai kembali lagi dengan gue Farah Zahriaaaaa kali ini gue akan membahas tentang buah pidada untuk melengkapi tugas biologi gue tentang kunjungan ke muara angke yang diadakan pada tanggal 2 April 2014, gue berangkat bersama kelas 10 jadi ini membawa 2 angkatan.

Oke langsung aja ya
Buah pidada berbentuk seperti bola, ujungnya bertangkai dan bagian dasarnya terbungkus kelopak bunga. Mempunyai ukuran buah berdiameter 6-8 cm. Pidada tumbuh di bagian yang kurang asin di hutan mangrove, buah ini tidak pernah tumbuh pada daerah berkarang, dan juga tumbuh di sepanjang sungai, mulai dari bagian hulu dimana pengaruh pasang surut masih terasa, serta di areal yang masih di dominasi oleh air tawar. Tidak toleran terhadap naungan. Ketika bunga berkembang penuh (setelah jam 20.00 malam), bunga berisi banyak nektar. Perbungaan terjadi sepanjang tahun. Biji mengapung. Selama hujan lebat, kecenderungan pertumbuhan daun akan berubah dari horizontal menjadi vertical

Klasifikasi
Kingdom                : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom           : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi           : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi                      : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas                      : Magnoliopsida (Berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas               : Rosidae
Ordo                       : Myrtales
Famili                     : Lythraceae
Genus                     :  Sonneratia
Spesies                   : Sonneratia caseolaris

Manfaat Buah Pidada (Sonneratia caseolaris)
Tidak banyak orang yang tahu akan buah pidada. Buah ini biasanya tumbuh liar di sekitar pantai maupun bantaran sungai. Tidaklah mengherankan kalau buah pidada banyak kita jumpai. Meskipun buah pidada ini banyak kita jumpai, namun tidak banyak orang tahu bahwa buah pidada memiliki banyak manfaat. Buahnya yang masam dapat dimakan dan dibuat rujak. Di Sulawesi, kayu pohon pidada dibuat untuk perahu dan bahan bangunan, atau sebagai bahan bakar ketika tidak ada bahan bakar lain. Sementara di Papua, akar napasnya digunakan sebagai bahan gabus dan pelampung. Pada malam hari banyak hewan yang hinggap di pohon pidada, seperti ngengat, burung, kelelawar pemakan buah, dan kunang-kunang. Hal ini karena bunganya mengembang penuh di malam hari. Buah yang sudah matang dapat mengapung karena adanya jaringan yang mengandung biji pada bijinya.

sirup buah pidada

Kondisi Lingkungan di Suaka Marga Satwa Muara Angke

Hai semua ketemu lagi dengan saya Nurul Hidayat,kali ini saya akan membahas tentang kondisi lingkungan di Suaka Marga Satwa Muara Angke.

 Kondisi lingkungan di SMMA masih jauh dari kata bersih ini diakibatkan karna masih banyaknya sampah-sampah yang berhamburan di sepanjang sungai mulai dari sampah rumah tangga sampai bangkai ikan yang sudah membusuk semua ini diakibatkan karna kurangnya kesadaran penduduk yang tinggal disepanjang sungai tetapi disana masih banyak hewan-hewan yang hidup disana mulai dari monyet ekor panjang,biawak,burung bangau dan burung- burung yang terancam punah seperti jalak putih jika kita ingin bertemu burung- burung yang langka ini katanya itu tergantung keberuntungan kita aja jadi jika kita beruntung kita dapat melihat burung yang langka tsb.Selanjutnya kondisi didalam SMMA bisa dibilang bersih karna masih banyak hewan yang tinggal disana apalagi monyet ekor panjan itu banyaaak banget trus katanya kalau ketemu monyetnya jangan tatap matanya itu dikarnakan seperti kita menantang monyet tsb jadi kalau ketemu monyet disana jangan tatap matanya atau kalain akan diserang oleh monyet tsb.Terus kalau kita berjalan disana tidak boleh berlari atau melompat karna kayu pijakan disana udah lapuk jika kalian gak berjalan dengan hati-hati kalian akan jeblos kesungai seperti teman gue hahaha.Terus katanya disana gak boleh berisik gak tau karna kenapa,disana juga adem banget karna masih banyak pepohonan yang besar-besar.
  Oke segini aja ya penjelasan gue tentang kondisi Suaka Marga Satwa Muara Angke , Terima kasih sudah membacanya.
Bye.

Monday, April 14, 2014

Keanekaragaman Hayati Suaka Margasatwa Muara Angke

Halo! Saya Jasmine Margrita Jovita Azalia disini mau memberitahu tentang keanekaragaman hayati fauna yang ada di Suaka Margasatwa Muara Angke.

Suaka Margasatwa Muara Angke (SMMA) merupakan rumah bagi aneka jenis burung dan satwa lainnya yang saat ini sangat sulit ditemukan di wilayah Jakarta yang lainnya. Tidak kurang 91 jenis burung yang terdiri dari 28 jenis burung air dan 63 jenis burung hutan menghuni Suaka Margasatwa Muara Angke. Dari keseluruhan jenis burung yang menghuni SMMA, beberapa di antaranya merupakan burung yang khas hutan bakau seperti sikatan bakau Cyornis rufigastra.
Selain itu terdapat pula burung-burung yang sangat umum daerah pedesaan atau perkotaan seperti prenjak jawa Prinia familiaris.
Kawasan hutan bakau SMMA juga dihuni oleh beberapa burung yang hidupnya di Pulau Jawa (endemik) seperti cerek jawa Charadrius javanicus.
Keberadaan SMMA menjadi sangat penting karena merupakan salah satu habitat terakhir bagi bubut jawa Centropusnigrorufous yang merupakan salah satu spesies terancam punah di dunia. Burung terancam punah lainnya yang menghuni kawasan ini ialan bangau bluwok Mycteria cinerea.
Di Pulau Jawa burung bangau ini diketahui hanya berbiak di Pulau Rambut yang terletak tidak jauh dari Muara Angke. Selain jenis burung yang merupakan penghuni utama, di kawasan ini juga masih dijumpai kelompok-kelompok liar monyet ekor panjang Macaca fascicularis. Mereka hidup berkelompok terdiri dari beberapa jantan dan betina. Makanan utamanya ialah dedauan mudadan buah-buahan bakau seperti Pidada.

Monyet ekor panjang memiliki pembagian tingkat sosial di dalam kelompoknya. Pejantan alfa (dominan) biasanya memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dan tegap dibandingkan dengan jantan lain di kelompoknya. Pejantan dominan juga menguasai sumber daya makanan yang ada dan memiliki kebebasan untuk mengawini semua betina yang ada di dalam kelompoknya. Monyet ekor panjang di dalam SMMA memiliki peranan yang penting karena membantu penyebaran biji-bijian tumbuhan hutan. Ketika mereka mengkonsumsi buah-buahan hutan, biji buah yang tak dapat dicerna akan dikeluarkan kembali bersama fesesnya. Kondisi alamnya yang cukup jauh dari gangguan manusia menjadikan kawasan ini juga merupakan tempat pengungsian bagi spesies reptilia seperti ularsanca (Phyton reticulatus), biawak (Varanus salvator), kobra (Naja sputatrix), ular welang (Bungarus fasciatus), ular kadut (Homalopsis buccata), cincin masa (Boiga dendrophylla), ular daun (Ahaetula prassina) dan ular air (Cerberus rhynchops)














Pohon Nipah



Assalammualikum Wr. Wb. Kembali lagi dengan saya M. Taufik kelas 11 IPA SMA AVICENNA Jagakarsa. Kali ini saya akan membahas tentang Pohon Nipah abis ke Muara Angkeh.
Nipah masih sekeluarga dengan pohon kelapa.
Nipah adalah sejenis palem (palma) yang tumbuh di lingkungan hutan bakau atau daerah pasang-surut dekat tepi laut. Tumbuhan ini juga dikenal dengan banyak nama lain seperti daon, daonan (Sd., Bms.), buyuk (Jw., Bali), bhunyok (Md.), bobo (Menado, Ternate, Tidore), boboro (Halmahera), palean, palenei, pelene, pulene, puleanu, pulenu, puleno, pureno, parinan, parenga (Seram, Ambon dan sekitarnya).

Di beberapa negara lain, tumbuhan ini dikenal dengan nama (dalam bahasa Inggris) Attap Palm (Singapura), Nipa Palm atau losa (Filipina), atau umumnya disebut Nypa palm. Nama ilmiahnya adalah Nypa fruticans Wurmb, dan diketahui sebagai satu-satunya anggota marga Nypa. Tumbuhan ini merupakan satu-satunya jenis palma dari wilayah mangrove. Fosil serbuk sari palma ini diketahui berasal dari sekitar 70 juta tahun yang silam.

Batang pohon nipah menjalar di tanah, membentuk rimpang yang terendam oleh lumpur. Hanya roset daunnya yang muncul di atas tanah, sehingga nipah nampak seolah-olah tak berbatang. Akar serabutnya dapat mencapai panjang 13 m. Karena perakaran nipah ini hanya terletak dalam lumpur yang sifatnya labil maka rumpun-rumpun nipah dapat dihanyutkan oleh air sampai ke laut.

Nipah tumbuh di bagian belakang hutan bakau, terutama di dekat aliran sungai yang memasok lumpur ke pesisir. Palma ini dapat tumbuh di wilayah yang berair agak tawar, sepanjang masih terpengaruh pasang-surut air laut yang mengantarkan buah-buahnya yang mengapung. Di tempat-tempat yang sesuai, tegakan nipah membentuk jalur lebar tak terputus di belakang lapisan hutan bakau, kurang lebih sejajar dengan garis pantai. Nipah mampu bertahan hidup di atas lahan yang agak kering atau yang kering sementara air surut.

Pemanfaatan pohon nipah banyak. Secara tradisional daun pohon nipah di gunakan untuk atap bisa bertahan sampai 3,5 tahun. Daun nipah yang masih muda mirip janur kelapa, dapat dianyam untuk membuat dinding rumah yang disebut kajang. Nipah merupakan kayu bakar yang baik. Dan monyet suka menjadikannya sebagai rumah karena tunas dan bijinya.

Sekian dari saya. Saya M. Taufik undur diri.

Wassalam Wr. Wb

Sejarah Muara Angke

Helloooo...!! Nama gua Adri Lazuardiyan H dari kelas 11 ipa. Di sini gua mau ngebahas tentang sejarah dari Muara Angke. Menurut yang gua dapet ada 3 kemungkinan sejarah dari muara angke


1. Muara Angke diperkirakan dari nama panglima Kerajaan Banten yang namanya Tubagus Angke yang memimpin perang saat lawan Portugis di Sunda Kelapa (Jakarta) di awal abad ke 16. Sungai  tempat pasukan Tubagus Angke bermarkas kemudian dikenal sebagai Kali Angke dan daerah yang terleatk di ujung sungai ini disebuut Muara Angke

2.  Muara Angke berasal dari bahasa Hokian, "ang" yang artinya merah dan "ke" yang artinya sungai atau kali. Tahun 1740, Belanda membantai 10.000 orang Tionghoa di Glodok, yang membuat sungai tersebut merah bercampur darah.

3. Muara Angke berasal dari bahasa sanskerta, "angke" yang artinya kali yang dalam




















Thursday, April 10, 2014

Jalak Putih

ketemu lagi sama gue Malida Awwalia haha kali ini gue bakal ngebahas salah satu jenis burung yang ada di kawasan Muara Angke, Jakarta. Emang sih jenis burung ini udah sedikit populasinya,tapi kalo kita lagi beruntung, kita bisa ngeliat burung ini disini.

Jalak Putih (Sturnus melanopterus), adalah salah satu spesies dari sekian banyak spesies burung Jalak yang ada di Indonesia. Habitat burung Jalak Putih ini adalah di rawa-rawa, hutan dataran rendah. Dahulunya burung ini masih mau berkeliaran di sekitar sawah dekat pedesaan. Sebagai burung endemik, sebaran Jalak Putih hanya ada di Pulau Jawa (terutama Jawa Timur), Madura, Bali, dan Nusa Penida, meskipun terkadang menggembirakan hingga ke Lombok. Di Jakarta kita masih bisa menemukan Jalak Putih di kawasan Suaka Margasatwa Muara Angke.Tetapi saat ini populasi burung ini hanya terdapat di pedalaman hutan-hutan yang susah dijangkau oleh manusia. Burung ini biasanya berkumpul dalam kelompok kecil 4-5 ekor.

Yang menyebabkan burung ini langka salah satunya adalah karena penjualan ilegal. Banyak peminat burung Jalak putih sehingga burung ini dijual sangat mahal dan karena mahal jadinya banyak orang yang ingin menangkap dan menjualnya.